Membentuk Generasi Melalui Pendidikan Keluarga
Dra. Djauharah Bawazir, Psi., M.Pd. *)
Pada umumnya orang tua mendambakan anaknya berkembang menjadi anak yang cerdas dan kreatif. Hal ini sesuai sunatullah demi menjaga amanah Allah. Apabila kembali kepada Al Qur’an tentang dasar diciptakannya manusia yaitu QS Al Baqarah ayat 30, maka seorang khalifah paling tidak harus memiliki akhlah mulia, cerdas serta kreatif, imajinatif. Dalam QS Lukman ayat 12 – 19 dijelaskan tentang pendidikan yang perlu disampaikan kepada anak.
1. Tidak syirik kepada Allah,
2. Berbakti kepada kedua orang tua,
3. Juga dijabarkan dalam hadits Rasulullah menyatakan bahwa amanah tersebut diberikan kepada kepada orang tua. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (bertauhid). Maka tergantung kepada orang tuanya, apakah akan menjadikannya Yahudi, nasrani dan Majusi.”
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan pertama karena sejak anak masih dalam kandungan dan lahir berada dalam keluarga. Dikatakan utama karena keluarga merupakan yang sangat penting dalam proses pendidikan untuk membentuk pribadi uang utuh. Semua aspek kepribadian yang dibentuk dilingkungan ini. Pendidik yang bertanggung jawab adalah orang tua. Pendidikan yang berhubungan dengan perasaan dapat dibentuk di sini. Misalnya menanamkan rasa : disiplin, beriman, berhati lembut, berinisiatif,berfikir matang, bersahaja, bersemangat, bersyukur, bertanggung jawab, bertenggang rasa, cermat, gigih, hemat, jujur, kreatif, mandiri, mawas diri, pemaaf, pemurah, pengendalian diri, rajin, ramah tamah, kasih sayang, percaya diri, rendah hati, sabar, setia, adil, rasa hormat, tertib, sopan santun, sportif,susila, tegas, tangguh, tekun, tetap janji, tebuka dan ulet
Semua sifat dan sikap diatas dapat ditanamkan dihati anak, namun pelaksanaanya disesuaikan dengan tingkat kematangan, kecerdasan, umur anak, dan tingkat perkembangan anak, sehingga tidak ada unsur paksaan. Mengingat adanya ketentuan ini orang tua perlu mengetahui keadaan anak pada setiap memberikan pengaruh. Suasana yang ada dalam keluarga memungkinkan berkembangnya kreativitas. Semua sifat dan sikap itu dapat ditanamkan anak dalam uapaya mengembangkan kreativitas anak. Misal ketika anak diajak bermain yang berhubungan dengan sifat kegigihan dan kecermatan perlu diikuti dengan kreativitas, kalau kita dapat kalah dalam permainan itu.
Kedisiplinan dapat ditanamkan pada anak sejak usia dini yaitu ketika masih berada dilingkungan keluarga, misalnya ketika makan,tidur, mandi, berbicara yang disantun, menerima dengan tangan kanan, apalagi pada saat mengembangkan sifat berinisiatif kalau tidak diimbangi dengan kreativitas tidak mungkin berjalan baik.
Adanya bermacam-macam alat permainan maka anak-anak sangat senang bermain, setelah mereka memilih mainan yang dikehendaki, anak memiliki kreativitas sendiri untuk memainkan mainan tersebut. Jika anak kelihatan tidak senang, murung, berdiam diri, melamun perlu dicurigai. Mungkin ia lapar, sakit atau kecewa, anak itu perlu diberi motivasi agar mau bermain, berlari dan bersenang-senang. Kalau anak selalu dalam keadaan senang dan sehat, ia akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan mulus. Dia tidak perlu mengalami kekerdilan dalam pisik maupun psikisnya, tetapi sebaliknya akan menjadi manusia yang wajar dan menjadi pribadi yang matang dan utuh. Oleh karena itu berilah kebebasan kepada anak untuk bermain. Kebebasan ini memungkinkan berkembangnya kreativitas anak. Anak kreatif biasanya tidak mau berdiam diri. Kreativitas dan kecerdasan selama ini tidak terdapat hubungan positif dan paralel. Maksudnya anak yang kreatif belum tentu pandai, oleh karena itu orang tua jangan terlalu optimis melihat anak kreatif sebab dapat saja terjadi anak pendiam. Aktivitasnya sedikit, ternyata ia pandai sekali. Jadi anak yang pandai kadang-kadang pendiam.
Keluarga yang bagaimana dapat mempengaruhi kerativitas ? Jawabannya jika keluarga itu utuh, harmonis dan terjadi ketahanan. Ketahanan keluarga itu dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor yaitu keutuhan, keharmonisan, sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kesehatan, jumlah anak dan agama. Jika ketahanan keluarga sudah ada, maka anak sebagai anggota keluarga mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kreativitasnya. Contoh keluarga yang utuh maksudnya orang tua dan anak kompak, jujur tidak semua, terbuka, sehingga tidak ada masalah, suasananya menyenangkan, ceria dan hidup, pasti anak tidak akan berkiprah atau memiliki kemauan untuk melakukan kegiatan. Potensi anak anak tersalurkan melalui kreativitas sehari-hari, apalagi sebagian besar waktu anak ada dalam keluarga.
Contoh yang lain jika keluarga itu ada keharmonisan, maka kedua orang tuanya memperhatikan anaknya dengan penuh kasih sayang. Ingat tetapi bukan memanjakan anak juga melihat hubungan ayah dan ibunya yang baik, rukun, akrab dan hangat, membuat anak senang dan dekat. Suasana yang bagus ini wajib dipertahankan di depan anak.
*) diambil dari www.google.co.id. Search “pendidikan anak muslim”.